Jumat, 27 November 2009

PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN TERPADU



A. PENDAHULUAN
Pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran secara integrasi untuk memberikan pemahaman yang bermakna kepada siswa. Sebagai suatu model pembelajaran, dalam penerapannya di sekolah, khususnya sekolah dasar memerlukan persiapan yang lebih kompleks dibandingkan dengan pembelajaran dalam satu mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu, guru atau tim guru perlu melakukan perancangan pembelajaran terpadu yang didasarkan atas pertimbangan yang matang agar siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Dalam menanamkan konsep pengetahuan atau keterampilan, siswa tidak di drill, tetapi diarahkan untuk belajar melalui pengalaman langsung (direct experience) dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang telah dipahami, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Perancangan yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran terpadu.
Pada makalah ini, akan disampaikan pemahaman mengenai perancangan pembelajaran terpadu. Setelah mempelajari makalah ini pembaca diharapkan dapat membuat rancangan pembelajaran terpadu disekolah dasar berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang teoat. Secara lebih khusus, setelah mempelajari makalah ini Pembaca dapat:
1. Menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar.
2. memilih tema-tema pemersatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.
3. Memetakan keterhubungan kompetensi dasar setiap mata pelajaran dengan tema pemersatu pembelajaran terpadu.
4. Menyusun silabus pembelajaran terpadu berdasarkan hasil pemetaan keterhubungan kompetensi dasar setiap mata pelajaran dengan pema pemersatu.
5. Menyusun satuan pembelajaran terpadu berdasarkan silabus yang telah dikembangkan.


B. Tahapan Penyusunan Rencana Pembelajaran Terpadu
B. 1 Perancangan Pembelajaran Terpadu
Pelaksanaan pembelajaran dengan menetapkan model pembelajaran terpadu di sekolah dasar sebagai sesuatu yang relatif baru dalam implementasi kurikulum di Indonesia, harus didukung oleh kemampuan dan kesiapan guru yang opyimal dan berbagai perangkat alat dan media yang memadai. Selain itu, juga menuntut adanya kreatifitas atau inovasi guru.
Idealnya, model pembelajaran terpadu ini bertolak dan dikembangkan dari kurikulum yang sudah terpadu. Namun,, dalam pendidikan di Indonesia, biasanya kurikulum itu sudah dikembangkan ke dalam berbagai mata pelajaran yang terpisah satu dengan lainnya. Mengingat kondisi seperti itu, maka hal yang pertama yang terpisah satu sama lainnya. Mengingat kondisinya seperti itu, maka hal yang pertama yang perlu mendapat perhatian guru dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar yaitu kejelian dalam mengidentifikasi dan meetapkan kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan. Hal ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah, sebab guru harus memahami betul kandungan isi dari masing-masing kompetensi dasar dan indikator tersebut sebelum dilakukan pemaduan-pemaduan. Ketentuan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu pada tingkat sekolah dasar yaitu dengan adanya penerapan sistem guru kelas, di mana dengan pengalamannya mengajarkan seluruh mata pelajaran, guru bisa lebih cepat melihat keterhubungan kompetensi dasar dan indikator antar-matapelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu diupayakan adanaya penyediaan interaksi pembelajaran yang dapat meningkatkan proses belajar siswa secara menyeluruh melalui kegiatan penghubungan gagasan/konsep pada suatu mata pelajaran lainnya. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu ini sangat ditentukan oleh bagaimana guru mampu menyusun perancangan dan skenario pembelajaran yang tepat dan dikemas dengan memperhatikan karakteristik siswa.
Dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan. Silahkan cermati bagan alur langkah-langkah perancangan pembelajaran terpadu berikut!

















Berdasarkan bagan di atas, penyusunan perancangan pembelajaran terpadu dapat dimulai dari penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan, mempelajari kompetensi-kompetensi dasar dalam setiap mata pelajaran berikut hasil belajar dan indikator-indikator pencapaiannya. Selanjutnya, menetapkan tema yang dapat digunakan untuk memadukan kompetensi dasar antara mata pelajaran serta membuat bagan/matriks keterhubungan. Langkah-langkah berikutnya, guru dapat memulai penyusunan silabus dan satuan pembelajaran terpadu.
1. Penetapan Mata Pelajaran
Langkah ini sebaiknya dilakukan setelah membuat peta kompetensi dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar denga maksud supaya terjadi pemerataan keterpaduan. Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar.
2. Penetapan Kompetensi dasar
Pada tahap ini diakukan identifikasi kompetensi dasar pada jenjang kelas dan semester yag sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu dengan menggunakan payung sebuah tema pemersatu
3. Penetapan hasil belajar dan Indikator
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehigga dapat diketahui materi pokok yang bisa dibahas secara terpadu. Untuk itu, harus dipahami dan menggunakan kurikulum yang berlaku, seperti yang tampak pada contoh berikut, yaitu untuk Kelas 2 semester 1.
Tabel. 1 Hasil Belajar
Bahasa
Indonesia Matematika Pengetahuan Kerajinan Tangan dan Kesenian
Mendeskripsikan binatang secara rinci sesuai dengan ciri-cirinya menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat. Membilang bilangan

Membandingkan bilangan Mengidentifikasi bagian-bagian utama tubuh hewan dan kegunaannya Mengkomunikasikan gagasan-gagasan imajinatif hasil pengamatan benda-benda di alam sekitar

Berdasarkan kompetensi dan indikator hasil belajar, diperoleh gambaran materi yang harus disiapkan guru sebagai berikut.
Bahasa
Indonesia Matematika Pengetahuan Kerajinan Tangan dan Kesenian
Gambar tentang binatang di sekitar Urutan bilangan Bagian-bagian tubuh hewan Berbagai objek benda alam yang memiliki unsur rupa dua dan tiga dimensi


4. Penetapan Tema
Setelah ketiga tahap di atas dilakukan, selanjutnya ditetapkan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang akan dipadukan dengan jenjang kelas dan semester yang sama. Dalam pembelajaran terpadu peran tema ini sangat penting terutama untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif yang dapat diwujudkan antara lain dalam beberapa hal berikut:
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
b. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Kompetensi dasar bisa dikembangkan secara lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran satu dengan pelajaran lainnya dan pengalaman pribadi siswa.
e. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
f. Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata untuk mengambangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif,misalnya bertanya, berdiskusi, bercerita, bermain peran, menulis deskripsi dan sebagainya.
g. Guru dapat menghemat waktu karena matapelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan (enrichment).
Dalam mengembangkan tema-tema pembelajaran terpadu disekolah dasar terdapat sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1. Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri siswa serta terkait dengan cara dan kebiasaan belajarnya.
2. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat dan kemapuannya.
3. Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa, dari hal-hal termudah menuju yang sulit, dari hal yang sederhana menuju hal yang kompleks, dan dari hal yang konkrit menuju hal yang abstrak.
Beberapa contoh tema yang bisa dipertimbangkan pengembangannya di sekolah dasar di antaranya:
Tabel 2. contoh tema
- Diri sendiri
- Keluarga
- Pengalaman
- Lingkungan
- Kebersihan dan kesehatan
- Budi pekerti
- Tempat umum
- Kegiatan sehari-hari
- Peristiwa alam
- Kegemaran
- Kesehatan
- Permainan
- Kesenian - Permainan
- Alat komunikasi
- Transportasi
- Hewan dan tumbuhan
- Hiburan
- Rekreasi
- Kegiatan
- Kerajinan tangan
- Olahraga
- Keperluan
- Binatang
- Makanan
- Pahlawan dll

Sebenarnya kita bisa menetapkan sendiri tema-tema yang bisa dibahas dalam pembelajaran terpadu, asalkan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagaimana telah diuraikan di atas.
Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas atau sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema yang dalam percakapan umum sering disebut topik yang sifatnya lebih spesifik dan lebih konkret lagi. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu ”pembicaraan” sebagai materi pembelajarannya. Materi pembelajaran tersebut bila berupa karangan biasanya diberi nama atau judul. Bila digambarkan akan tampak seperti di bawah ini:








Dengan demikian, dalam menentukan tema sebagai landas tumpu pembelajaran terpadu, guru dapat melakukan langkah-langkah: 1) menetapkan tema, 2) mengembangkan tema, 3) memilih atau menetapkan anak tema, 4) mengembangkan anak tema manjadi materi.bahan ajar yang akan dibicarakan di kelas baik dalam bentuk wacana, dialog, atau bentuk lainnya.

5. Pemetaan keterhubungan Kompetensi Dasar dengan tema pemersatu.
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat dalam bentuk bagan/matrik jaringan topik yang memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap matapelajaran. Tidak hanya itu, dalam pemetaan ini akan tampak juga hubungan tema pemersatu dengan hasil belajar yang harus dicapai siswa berikut indikator.











Dari bagan keterhubungan di atas dapat diuraikan secara lebih rinci dengan hasil belajar dan indikatornya sebagaimana terlihat dalam contoh matrik berikut:


Tabel 3 Keterhubungan hasil belajar dengan indikatornya
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator
Bahasa Indonesia Mendeskripsikan binatang di sekitar Mendeskripsikan binatang sekitar secara rinci sesuai dengan ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat - Menirukan gerak dan suara binatang tertentu
- Menjelaskan ciri-ciri binatang secara rinci (nama, ciri, khas, suaranya, dimana dia hidup) dengan pilihan kata dan kalimat yang runtut
- Membaca dan melengkapi teks pendek yang dilengkapi
Pengetahuan Alam Mendeskripsikan bagian-bagian yang tampak pada hewan disekitar rumah dan sekolah Mendefinisikan bagian-bagian utama tubuh hewan dan kegunaannya - Membuat daftar bagian-bagian utama tubuh hewan (kucing, burung, ikan) dan kegunaannya dari hasil pengamatan
- Menirukan berbagai suara hewan yang ada di lingkungan sekitar.
- Menggambar sederhana hewan yang diamati bagian-bagian utama tubuh hewan
- Menceritakan cara hewan bergerak berdasarkan penggunaannya
Matematika Memahami konsep urutan bilangan cacah Membilang bilangan dan membandingkan bilangan - Menyebutkan banyaknya benda
- Membaca dan menulis lambang bilangan dalam kata dan angka
- Menentukan bahwa kumpulan benda lebih banyak, lebih sedikit atau sama dengan kumpulan lain.
Kerajinan Tangan dan Kesenian Menanggapi berbagai unsur rupa: bintik, garis, bidang, warna, bentuk Mengomunikasikan gagasan imajinasi hasil pengamatan benda-benda di alam sekitar - megungkapkan perasaan keterkaitan pada objek yang diamati dari berbagai unsur rupa dan perpaduannya




6. Penyusunan Silabus dan Satuan Pembelajaran Terpadu
Pada tahap keenam ini, hasil seluruh proses yang telah dilaksanakan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran terpadu. Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran terpadu. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut.
7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran terpadu di kelas perlu disusun suatu satuan pembelajaran terpadu. Penyusunan satuan pembelajaran terpadu merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponen satuan pembelajaran terpadu meliputi:
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi yang hendak dicapai
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar
d. Strategi pembelajaran
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar
f. Penilaian dan tindak lanjut
g. Sumber dan bahan
C. Penyusunan Silabus dan Satuan Pembelajaran Pembelajaran
C 1. Pengambangan Silabus Pembelajaran Terpadu
Istilah silabus dalam hal ini dapat diartikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran terpadu. Silabus digunakan sebagai penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Pegembangan silabus dalam pembelajaran terpadu merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum yang bermanfaat sebagai pedoman dalam penyusunan satuan pembelajaran terpadu.
Prinsip yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan silabus pembelajaran terpadu yaitu :
1. Disusun berdasarkan prisip ilmiah
2. Ruang lingkup dan urutan penyajian materi pembelajaran daam silabus
3. Penyusunan silabus dilakukan secara sistematis
4. Silabus disusun berdasarkan baga/matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu yang telah dikembangkan
5. Dalam memilih aktivitas belajar siswa, ciptakan berbagai kegiatan yang sesuai dengan kompetesi dasar dan tema pemersatu
6. Kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran terpadu disusun dalam silabus tersendiri
Sesuai dengan prinsip yang tertera dalam pion c di atas, silabus pembelajaran terpadu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sistem, di mana komponen-komponen yang ada di dalamnya saling berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi dasar yang teah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya mengenai komponen-komponen tersebut sebagai berikut :
1. Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan
Tuliskan dengan jelas nama-nama mata pelajaran yang akan dipadukan, ditujukan untuk kelas berapa, dan pada semester mana
2. Penentuan kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator
Kompetensi dasar berisi mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing pembelajaran. Kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator ini sudah ditulis dalam buku standar kompetensi per mata pelajaran
3. Penentuan materi pokok
Materi pokok berisi mengenai pokok bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Sebenarnya, materi pokok ini juga sudah ditetapkan secara nasional dan tertulis dalam buku standar kompetensi. Cara penulisannya jika kompetensi dasa dirumuskan dalam bentuk kata kerja, maka materi pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan.



Tabel 4. Penentuan materi pokok
Kompetensi Dasar Materi Pembelaran
• Mendengarkan dongeng binatang (Bahasa Indonesia) • Dongeng Binatang
• Mendeskripsikan bagian-bagian yang tampak pada hewan di sekitar rumah dan sekolah (Pengetahuan Alam) • Bagian-bagian tubuh hewan
• Memahami konsep urutan bilangan cacah (Matematika) • Urutan bilangan cacah
• Dsb • Dsb

Dalam penentuan materi pembelajaran terpadu perlu diperhatikan apakah sifatnya berupa fakta, konsep, prinsip atau prosedur.
Hal ini akan bepengaruh terhadap strategi pembelajaran, alat, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
4. Penentuan alternatif strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam hal ini dimaksudkan sebagai prosedur umum kegiatan pembelajaran terpadu yang akan dilaksanakan, baik yang menyangkut kegiaan tatap muka maupun pengalaman belajar non tatap muka. Kegiatan tatap muka dilakukan dengan mengembangkan interaksi langsung antara guru dan siswa, misalnya dalam bentuk penjelasan melalui metode ceramah, diskusi, kuis, dsb. Pengalaman belajar non tatap muka dilakukan dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bukan berbentuk interaksi guru-siswa, tetapi berupa interaksi siswa dengan objek dan atau sumber belajar lain untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar, bentukya berupa kegiatan mendemonstrasikan, mempraktikan, mensimulasikan, mengadakan eksperimen, menemukan, mengamati, menelaah, dan kegiatan sejenisnya. Strategi pembelajaran yang perlu dituliskan dalam silabus harus berupa alternatif-alternatif kegiatan.

5. Penentuan alokasi waktu
Alokasi waktu perlu diperhatikan pada tahap pengembangan silabus dengan maksud untuk memperkirakan jumlah jam pelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembalajaran terpadu. Guru harus mampu memperkirakan berapa lama siswa dapat mempelajari materi pelajaran yang ditentukan. Dalam penentuan alokasi waktu ini guru perlu mempertimbangkan tingkat kesulitan, ruang lingkup atau cakupan, serta tingkat pentingnya materi pelajaran yang dipelajari. Pertimbangkan pula, apakah penyajian materi itu bisa dilakukan guru secara langsung di dalam kelas atau memerlukan kunjungan ke objek-objek tertentu di luar kelas.
Dalam mengalokasikan waktu guru memperhatika alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap semester. Dalam kerangka Dasar Kurikulum 2006, minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah sekitar 36 minggu. Untuk kelas awal sekolah dasar (kelas 1 dan 2) alokasi waktu total yang disediakan adalah 30-31 jam pelajaran per minggu, sedangkan untuk kelas tinggi (kelas 3 – 6) alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 jam untuk kelas 3 dan 36 jam untuk kelas 4, 5 dan 6 perminggu. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit (kelas awal) dan 40 menit (kelas tinggi). Khusus untuk kelas awal, alokasi waktu sebanyak 30-31 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar: a) 15% untuk agama, b) 50% untuk membaca menulis permulaan serta berhitung, dan c) 35% untuk pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial, Kerajinan tagan dan kesenian, dan Pendidikan Jasmani. Berdasarkan hal tersebut, Anda memulai mengatur pendistribusian kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam silabus pemerolehan terpadu untuk setiap semester beserta waktu yang dibutuhkannya dengan tetap berpedoman pada ketentua tentang pengalokasian waktu di atas.
Komponen-komponen silabus sebagaimana telah diuraikan di atas, perlu disusun dalam bentuk format untuk silabus pembelajaran terpadu bisa disusun dalam bentuk naratif maupun matriks. Namun untuk memudahkan dalam melihat keterkaitan antar mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya, silabus disarankan disusun dalam format matrik untuk masing-masing tema yang telah ditetapkan. Coba perhatikan matrik contoh format silabus pembelajaran berikut.
CONTOH FORMAT
SILABUS PEMBELAJARAN TERPADU

Sekolah Dasar : ..........................
Kelas : ..........................
Semester : ..........................
Tema : ..........................

Mata Pelajaran Kompetensi Dasar, hasil belajar, Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu Sumber Bahan
Tuliskan nama mata pelajaran yang akan dipadukan Tuliskan Kompetensi dasar dan indikator yang dapat dipadukan Tuliskan pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar Kegiatan tatap muka: interaksi langsung antara guru dengan siswa, seperti ceramah, diskusi dll Tuliskan perkiraan berapa lama siswa mempelajari materi pembelajaran Tuliskan rujukan, refrensi atau literatur yang relevan


C 2. Pengembangan Satuan Pembelajaran Terpadu
Silabus sebagaimana diuraikan di atas merupakan pegangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu yang sifatnya masih global. Bahkan silabus tersebut sebaiknya disusun untuk seluruh mata pelajaran yang bisa dipadukan sebagai program yang harus dicapai selama satu semester atau satu tahun ajaran. Untuk pegangan untuk jangka waktu yang ebih pendek, guru harus membuat program yang disebut satuan pembelajaran terpadu. Satuan pembelajaran terpadu ini merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana peyampaian satuan pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu tema pembelajaran terpadu yang akan dibahas.
Isi dalam alokasi waktu setiap satuan pembelajaran terpasu ini bergantung pada luas dan sempitnya pokok/satuan bahasan yang dicakupnya. Misalnya satuan pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu hanya 2 jam pelajaran, mungkin bisa selesai diajarkan dalam satu kali pertemuan saja. Tetapi pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu 4 jam pelajaran perlu disampaikan dalam dua kali pertemuan. Supaya tidak terlalu kaku, tidak perlu membuat satuan pebelajaran terpadu untuk setiap kali pertemuan secara terpisah-pisah, namun bisa diatur untuk satuan pembelajaran terpadu misalnya mencakup materi pembelajaran untuk 3 – 4 kali pertemuan.
Komponen-komponen satuan pembelajaran terpadu ini lebih rinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk satuan pembelajaran terpadu yang dikembangkan bisa saja berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya harus sama. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam satuan pembelajaran terpadu meliputi:
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang akan dipadukan
c. Pokok-pokok materi yang akan disajikan
d. Kegiatan belajar engajar yang akan dilaksanakan
e. Alat, media dan sumber bahan yang digunakan
f. Cara penilaian yang akan ditempuh dilengkapi dengan alat evaluasi.

Berikut contoh format satuan pembelajaran terpadu:
CONTOH FORMAT
SATUAN PEMBELAJARAN TERPADU

Mata Pelajaran : 1. .................................
2. .................................
3. .................................

Sekolah Dasar : .....................................
Kelas/Semester : ............/........................
Alokasi Waktu : ...............x pertemuan (@........menit

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Tuliskan kompetensi dasar dan indikator yang dapat dipadukan yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan. Tuliskan juga nomor komposisi dasarnya.

B. MATERI PEMBELAJARAN
Tuliskan materi pokok (beserta uraian singkat) yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar.

C. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tuliskan strategi pembelajaran berupa kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar, mencakup kegiatan dan pengalaman tatap muka dan pengalaman belajar non-tatap muka.


D. ALAT, MEDIA, DAN SUMBER
Tuliskan berbagai alat dan media evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, serta sumber bahan/rujukan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Gunakan cara penulisan yag sudah baku, tuliskan juga bagian/bab dan halamannya.

E. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Tuliskan prosedur, jenis, bentuk dan alat/instrumen yang digunakan untuk memulai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian.


DAFTARPUSTAKA

Sa’ud Udin dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Upi Press.

0 komentar:

Posting Komentar

BLOG PRIBADI ISMET

Alamat: Kota Metro, Lampung
HP/WA: 082186657038
Saling Berbagi Ilmu, melayani Sharing dan bertukar informasi mengenai Karya Ilmiah khusus SD & PAUD, Perangkat Pembelajaran SD (KTSP & Kurikulum 2013) RPP Promes, Prota SILABUS
Silahkan Hubungi No: Di atas
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates