Senin, 07 Oktober 2013

Metode Penelitian Eksperimen

Metode Penelitian Eksperimen,
Ismet, Dyah Ageng, Rany Nay, Chresty
(Pascasarjana S2 Universitas Negeri Jakarta)


A.   PENGERTIAN PENELITIAN  EKSPERIMEN
Penelitian eksperimen termasuk penelitian yang didasarkan pada tingkat kealamiahannya (setting) tempat penelitian selain penelitian survey dan naturalistik (kualitatif). Pada hakekatnya penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan[1]. Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.[2] Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.[3] Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).[4] Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.[5

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian dan menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain atau yang sama sekali tidak diberikan tindakan dengan kondisi yang terkendalikan.

B.   VARIABEL PENELITIAN EKSPERIMEN
Jika ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabanya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.  Menurut Hats dan Faraday (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.[6] Dalam penelitian eksperimen dikenal tiga kelompok variabel yaitu variabel ekperimen (variabel yang diberikan treatment/tindakan), variabel kontrol atau pembanding dan variabel luar (extraneous variabel) yaitu variabel pengganggu yang sulit untuk diprediksi dan dikendalikan tetapi mempengaruhi hasil penelitian[7].  

C.   KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN
Setiap metode penelitian masing-masing memiliki karakter yang khas, menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik dalam penelitian eksperimen anatara lain:[8]
1.    Variabel bebas yang dimanipulasi
Dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2.    Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the influence of any variable other than the independent variable that ought affect performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
3.    Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua group.

Menurut John W. Creswell (2008) sebelum melakukan penelitian eksperimen, kita harus memahami karakteristik yang ada pada penelitian tersebut, yaitu: (1) populasi dipilih secara acak; (2) memiliki variabel kontrol; (3) treatment (tindakan); (4) hasil dapat diukur dengan instrument penelitian; (5) membandingkan kelompok variabel; (6) validitas terukur.[9]
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang perlu diperhatikan dalam penelitian eksperimen, yaitu sampel dipilih secara acak sehingga hasil penelitian valid dan dapat digeneralisasikan, kemudian adanya kelompok variabel kontrol (control group) sebagai pembanding dengan variabel eksperimen (experimental group), adanya tindakan (treatment) yang dilakukan pada salah satu variabel atau beberapa variabel tetapi dengan tindakan yang berbeda, selanjutnya dibandingkan antara variabelnya.

D.   TUJUAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Tujuan  penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.[10] Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/ membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SD atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/ diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

E.   SYARAT-SYARAT PENELITIAN EKSPERIMEN
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut. Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu: [11]
1.    peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;
2.    penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
3.    peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
4.    diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group).

F.    LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN EKSPERIMEN
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut: (1) adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti; (2) pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol; (3) pembuatan atau pengembangan instrumen; (4) pemilihan desain penelitian; (5) eksekusi prosedur; (6) melakukan analisis data; (7) memformulasikan simpulan.[12]

Menurut Marguerite (2010) mengemukakan terdapat 10 tahapan dalam penelitian eksperimen yaitu, (1) menentukan topik; (2) meninjau referensi yang relevan; (3) menyusun hipotesis; (4) memilih dan menetapkan peserta dalam kelompok; (5) menentukan instrumen pengukuran; (6) menentukan kelompok variabel eksperimen dan kontrol; (7) menyusun treatment/ tindakan; (8) mengumpulkan dan menganalisa data; (9) membuat keputusan tentang hipotesis (sesuai atau tidak sesuai); (10) menyusun simpulan.[13]
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penelitian eksperimen diawali dengan menentukan masalah yang akan dijadikan topik penelitian, selanjutnya mencari sampel dalam populasi yang telah ditentukan, lalu mencari refrensi sebagai dasar teoritis untuk menyusun hipotesis, kemudian mengelompokkan variabel kontrol dan variabel eksperimen serta menyusun instrumen, selanjutnya dilakukan tindakan/treatment pada salah satu variabel atau kedua variabel dengan tindakan yang berbeda, setelah selesai tindakan data yang didapat kemudian dianalisa sesuai atau tidak dengan hipotesis yang disusun.

G.   PENELITIAN EKSPERIMEN DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Menurut Sukardi, penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan penelitian lainnya. Keunggulannya adalah ketika guru atau peneliti ingin menguji apakah metode pembelajaran baru lebih baik daripada metode pembelajaran lama atau sebaliknya dapat menggunakan penelitian eksperimen.[14] Dengan menggunakan penelitian eksperimen dapat diketahui perbandingan penggunaan metode pembelajaran apakah memiliki perbedaan hasil atau tidak. Oleh sebab itu penelitian ini dapat dipergunakan untuk menentukan kebijakan dalam penggunaan metode pembelajaran yang sesuai di sekolah.
Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut: (1) metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias; (2) penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah[15].

H.   BENTUK DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN
Menurut Sugiyono terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1) pre-experimental (nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretestposttest, intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest only control design, pretest-control group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental, meliputi time series design dan non equivalent control group design.[16]

 








 

Gambar 2.1 Bentuk Design Penelitian Eksperimen
1.    Pre- Experimental Designs (Nondesigns)
Pre- Experimental Designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk pre- Experimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam yaitu:
a.  One-Shot Cose Study
        Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
X=  Treatment yang diberikan 
X         O
 
      (variabel independen)
O= Observasi
      (Variabel dependen)

        Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya. (Treatmen adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
                        Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (O).
Keterangan:
        Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian di akhir bulan di ukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap produktivitas kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum meng-gunakan alat baru dengan produktivitas setelah meng-gunakan alat baru (misalnya selalu menggunakan alat baru produktivitasnya 150/jam dan setelah menggunakan alat baru produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat baru adalah 500-150 = 350/jam).

b.  One- Group Pretest-Posttest Design
              Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradigma ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
O1        X         O2
 
O1= nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
Pengaruh nilai pretes di bandingkan dengan nilai postest     
= (O2 - O1)
c.   Intact-Group Comparison
        Terdapat 1 kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu setengah kelompok eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol.
X         O1

            O2
 
O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan
                                           Pengaruh perlakuan = O1 – O2

                        Contoh:
Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam melaksanakan pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (O1) dan setengahnya lagi dengan lampu yang kurang terang (O2). Setelah beberapa minggu diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi pengaruh cahaya lampu terhadap produk-tivitas kerja adalah (O1 - O2).

2.     True-Experimental Design
Dikatakan true experimental (ekperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang dipengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random. Disini dikemukakan dua bentuk  desain true experimental yaitu: posttest only control design dan pretest group design.
a.      Pottest-Only Control Design
R         X         O1
R                     O2
 
  
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang di beri perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang di beri (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang di berikan berpengaruh secara signifikan.
b.    Pretest-Posttest Control Group Design


R     O1   X    O2
R     O3          O4
 
 


Terdapat dua kelompok yang di pilih secara random, kemudian di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

3.     Factorial Design
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:


R         O1          X           Y1     O2

R         O3                       Y1      O4

R          O5         X          Y2     O6

R          O7                      Y2      O8
 
 








Semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasaan pelayanan pada masyarakat. Untuk itu dipilih 4 kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1), dan perempuan (Y2).

Treatment atau perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki), dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 - O1) - (O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7).
Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan sama), Tetapi karena adanya variable moderator, yang dalam hal ini jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah, dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasaan masyarakat.

4.     Quasi Experimental Design
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Berikut ini dikemukakan dua bentuk eksperimen ini yaitu:
a.    Time Series Design
Desain ini tidak dapat di pilih secara random. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui keistabilan dan kejelasan kelompok sebelum di beri perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilanya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut labil, dan tidak konsisten.

O1   O2  O3  O4   X   O5   O6   O7    O8
 
 
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7  O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
Dibawah ini merupakan grafik berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series.






              





                                                                   
Gambar 2.2  Berbagai Kemungkinan Hasil Penelitian yang 
                     Menggunakan Desain Time Series.

Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukan pada Grafik A. Hasil pretest menunjukan keadaan kelompok stabil dan konsistensi ( O1 = O2 = O3 = O4) setelah diberi perlakuan keadaanya meningkat secara konsisten ( O5 = O6 = O7 = O8).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan daripada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya terus mengalami peningkatan. Grafik D menunjukan keadaan kelompok tidak menentu.




b.    Non-Equivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group desain, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.



O1     X       O2

O3               O4
 
 




Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengahnya diberikan perlakuan senam pagi setiap hari, dan setengahnya lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama satu tahun. O4 adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah (O2 - O1) – ( O4-O3).

I.      KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Bila kita telaah bersama dari pembahasan sebelumnya terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode eksperimen. Jika kelebihannya  dalam penelitian eksperimen adalah peneliti dapat memilih variabel dan variabel dapat di kontrol secara ketat sehingga validitas dapat terjamin. Namun demikian, penelitian eksperimen akan terlihat kelemahannya ketika digunakan dalam penelitian-penelitian sosial, desain eksperimen yang digunakan akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit untuk mengontrolnya.
Contoh:
Mencari pengaruh pendidikan dan latihan yang diberikan kepada pegawai terhadap prestasi kerjanya.

Untuk mencari seberapa besar pengaruh diklat terhadap prestasi kerja, maka harus membandingkan prestasi kerja pegawai sebelum mendapat diklat dan setelah mendapat diklat atau membandingkan orang yang mempunyai kemampuan yang sama yang tidak mendapatkan diklat. Prestasi  seorang pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh diklat saja, tetapi oleh variabel lain, misalnya IQ, pengalaman, pengawasan, pendidikan dan lain-lain, sehingga mengukur seberapa jauh pengaruh diklat terhadap kinerja guru secara teliti akan sulit dilakukan.


[1] Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004). h. 54
[2] Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 4. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1985). h. 87
[3] Latipun. Psikologi Eksperimen. (Malang: UMM Press, 2002). h. 18
[4] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011). h. 179
[5] Sugiyono, op. cit., h. 2.
[6]    Ibid., h 38.
[7]  Supardi. Dasar-dasar Penelitian  Bidang Pendidikan. (Jakarta: Ditjen Peningkatan Mutu Depdiknas, 2007). h. 8
[8]  Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, A. Introduction to Research in Education. 3rd Edition. (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1985). h.88
[9] Jhon W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. 3rd Edition. (New Jersey: Pearson  Education, Inc., 2008). h. 300
[10] Sugiyono, op. cit., h.72
[11] Asmadi Alsa, op. cit.,  h. 60
[12]   Gay, L.R, Educational Research Competencies for Analysis & Application. 2nd Edition. (Ohio: A Bell & Howell Company, 1983). h. 128.
[13]   Marguerite G. Lodico, Dean T. Spaulding, Katherine H. Voegtle, Methods In Educational Research: From Theory To Practice. 2nd Edition (United States of America: Jossey-Bass A Wiley imprint, 2010). h. 230.
[14]  Sukardi, op. cit., h.180.             
[15] Supardi. op.cit., 3.
[16] Sugiyono. op. cit., h. 73.

4 komentar:

sugianto_vijjayasena mengatakan...

informasi yang sangat dibutuhkan factorial design

K'Is mengatakan...

2 x 2 hehehe

Unknown mengatakan...

thanks infonya, sangat membantu

Sri Kuncoro mengatakan...

Blognya keren...
Isinya mantapbs...
Semangat terus untuk ngeblog Agan Dosen...

Posting Komentar

BLOG PRIBADI ISMET

Alamat: Kota Metro, Lampung
HP/WA: 082186657038
Saling Berbagi Ilmu, melayani Sharing dan bertukar informasi mengenai Karya Ilmiah khusus SD & PAUD, Perangkat Pembelajaran SD (KTSP & Kurikulum 2013) RPP Promes, Prota SILABUS
Silahkan Hubungi No: Di atas
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates