A.
AKTIVITAS BERBAHASA ANAK
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik
lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa
mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari
secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang
dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk
mempelajari hal-hal lain. Sebelum
dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar
dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam
bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan
keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Dunia anak adalah dunia bermain tentunya dalam
mengembangkan kemampuan anak berbahasa juga harus dibuat permainan agar
menyenangkan. Reeta Sonawat dan Jasmine Maria Fancis (2007:50-98) mengungkapkan
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengembangkan kemampuan
berbahasanya yaitu:
1.
Clay Play (Permainan Clay)
Anak-anak dapat diberikan clay untuk
melakukan aktivitas permainan bebas. Mereka dapat mencetak dan selanjutnya
diberikan variasi bentuk. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan berbahasa anak, guru dapat mengetahuinya dengan apa yang telah dibentuk oleh anak
menggunakan clay dan bagaimana mereka menghubungkannya dengan hal-hal yang umum dalam
lingkungan.
2.
Merasakan Bentuk
Sebuah papan dapat digunakan untuk menempel
berbagai bahan bertekstur seperti, sutra,
katun, rami, woll, dll. Anak diajak untuk
merasakan papan dan guru dapat menanyakan berbagai
pertanyaan tentang nuansa tekstur.
3.
Mencetak Bentuk Menggunakan Jari dan Ibu jari
Anak dapat mencetak jari dan ibu jari mereka
dengan cat untuk membentuk berbagai pola seperti bunga dll. Anak-anak mungkin dapat membuat bentuk
dengan menggunakan krayon mereka. Kegiatan
seperti ini akan meningkatkan kreativitas di kalangan anak-anak dan juga
keterampilan motorik halus mereka.
4.
Merobek
dan Menempel
Guru dapat memberikan anak-anak sebuah garis pada kertas
biasa dan potongan-potongan kertas krep dengan
warna yang berbeda. Anak-anak harus merobek kertas krep itu
menjadi potongan-potongan kecil dan menempelkannya pada
kertas bergaris tersebut. Saat melakukan semacam ini kegiatan guru dapat berbicara dengan anak yang berkaitan dengan apa yang dia gambar di kertas, bahan-bahan apa saja
yang digunakan, dll. Hal tersebut dapat meningkatkan perkembangan bahasa
anak.
5.
Meremas
dan Memutar Kertas
Kegiatan ini mirip dengan
aktivitas di atas, yang membedakannya
yaitu ketika anak meremas dan memutar kertas
kemudian dibentuk sesuai dengan bentuk
angka atau huruf yang diinginkan.
6. Origami
Membuat
bentuk seperti burung, hewan, dll dapat diajarkan
melalui origami atau melipat kertas. Kegiatan ini berguna untuk perkembangan
bahasa hanya ketika guru tertarik untuk mengetahui apa yang anak buat dan bagaimana anak memaknai kegiatan ini.
7. Menceritakan Objek
Yang
pertama dan terpenting tujuan menceritakan suatu objek
adalah untuk meningkatkan perkembangan bahasa. Dalam menceritakan suatu objek
anak-anak dapat meningkatkan keterampilan pengamatan mereka. Guru dapat
memperkenalkan berbagai benda,
peralatan dan instrumen kepada anak-anak
agar mereka dapat meningkatkan
kosa kata.
Sebagai
contoh, jika guru menceritakan suatu objek yaitu pada peralatan dapur dia dapat memperkenalkan kepada mereka tentang berbagai peralatan
seperti parutan, pengupas, sendok, piring, gelas, lemon, pemeras, saringan dll. Seperti
semacam obyek bicara, anak-anak datang untuk mencari
tahu tentang fungsi dan kegunaan dari berbagai
peralatan.
8. Berbicara dengan
Gambar
Bicara
dengan gambar juga meningkatkan perkembangan bahasa anak-anak. Guru dapat
mengajukan banyak pertanyaan kepada anak-anak yang akan memberi mereka
kesempatan untuk berpikir dan memberikan alasan untuk hal yang sama.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan
guru adalah "Anak-anak, apa yang Anda lihat di
sini?" "Anak-anak, hewan apa ini?"
Misalnya
guru dapat melakukan kegiatan berbicara dengan
gambar di taman. Pembicaraan gambar juga bermanfaat
untuk meningkatkan kosa kata anak-anak. Gambar adalah sumber besar untuk dapat berbicara kreatif dan
analitis. Gambar apapun
dapat digunakan seperti yang ada
dalam surat kabar harian dan majalah mingguan, kalender, perangko, poster dll. Guru dapat mengumpulkan dan menyimpannya untuk penggunaan
selanjutnya.
Ketika
berbicara tentang gambar, berikut kegiatan
yang dapat diarahkan kepada anak-anak.
Ã
Menemukan
Pada tingkat ini anak-anak
diminta untuk menemukan hal-hal yang
ada di dalam gambar.
Ã
Penalaran
Tingkat respon yang bersangkutan dengan kemampuan untuk mencari alasan atau sebab dari suatu hal. Guru harus menerima alasan apapun pemikiran anak tentang sesuatu yang ditunjukkan pada gambar. Guru dapat memberikan alasan sendiri tetapi hanya sebagai kemungkinan lain.
Tingkat respon yang bersangkutan dengan kemampuan untuk mencari alasan atau sebab dari suatu hal. Guru harus menerima alasan apapun pemikiran anak tentang sesuatu yang ditunjukkan pada gambar. Guru dapat memberikan alasan sendiri tetapi hanya sebagai kemungkinan lain.
Ã
Memproyeksikan
Pada tingkat ini anak-anak diminta untuk berhubungan dengan gambar dan menempatkan diri mereka di dalamnya. Tujuan mempertanyakan pada tingkat ini adalah untuk mendorong anak-anak untuk memproyeksikan diri ke dalam situasi imajiner, membayangkan siapa yang akan mengatakan apa, bagaimana perasaan mereka dll.
Pada tingkat ini anak-anak diminta untuk berhubungan dengan gambar dan menempatkan diri mereka di dalamnya. Tujuan mempertanyakan pada tingkat ini adalah untuk mendorong anak-anak untuk memproyeksikan diri ke dalam situasi imajiner, membayangkan siapa yang akan mengatakan apa, bagaimana perasaan mereka dll.
Ã
Memprediksi
Pada tingkat ini, berhubungan dengan kemampuan anak-anak untuk memprediksi peristiwa masa depan. Anak-anak didorong untuk berbicara tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Pada tingkat ini, berhubungan dengan kemampuan anak-anak untuk memprediksi peristiwa masa depan. Anak-anak didorong untuk berbicara tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Ã
Berkaitan
Anak-anak diminta untuk memikirkan sesuatu dalam kehidupan mereka sendiri yang mirip dengan gambar yang ditampilkan.
Anak-anak diminta untuk memikirkan sesuatu dalam kehidupan mereka sendiri yang mirip dengan gambar yang ditampilkan.
9.
Kunjungan
Lapangan
Guru harus membawa anak-anak keluar untuk
kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan akan memberikan anak-anak pengalaman pertama. Ketika kegiatan kunjungan lapangan, guru
harus tetap memperhatikan
keselamatan dan keamanan anak-anaknya. Kunjungan lapangan membantu anak-anak
mendapatkan wawasan tentang hal-hal yang ditemukan di alam.
10.
Pengalaman Memasak
Guru dapat memberikan anak-anak pengalaman pertama dengan memberikan mereka pengalaman memasak.
Pengalaman memasak akan memungkinkan mereka untuk mengembangkan kosakata mereka
dan belajar kata-kata baru yang terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka menikmati pengalaman
ketika guru memberikan mereka kesempatan untuk melakukan pekerjaan kecil. Sebagai contoh, guru dapat mengajak anak-anak berbicara sambil menghancurkan kentang rebus bersama. Ini memberikan perasaan
prestasi kepada anak-anak.
11.
Guru
Berbicara
Melibatkan anak-anak dalam percakapan
yang kaya dalam kelompok besar, kelompok kecil, dan pengaturan satu-satu. Ketika berbicara dengan
anak-anak,
à Gunakan
kata-kata yang belum pernah
anak-anak dangar
dalam percakapan sehari-hari.
à Memperpanjang
komentar anak-anak ke dalam kalimat
yang lebih deskriptif gramatikal yang matang,
à Diskusikan
kognitif menantang anak-anak untuk merefleksikan member komentar terhadap suatu
topik dengan bahasanya sendiri .
à Mendengarkan
dan menanggapi apa yang anak katakan.
Terlepas dari guru memberikan ceramah, guru bisa memberikan berbagai
macam peluang yang mendorong
anak-anak untuk berbicara di dalam kelas.
à Peluang
untuk berbicara tentang diri sendiri
Mengingat
tentang kebebasan dan kesempatan, semua anak suka bicara
tentang kehidupan mereka. Hal-hal yang telah terjadi dan hal-hal yang mereka waspadai. Beberapa guru memperlakukan kehidupan
pribadi anak-anak sebagai hal yang tidak
relevan dengan pembelajaran mereka di sekolah. Guru tersebut bersikeras bahwa
anak-anak hanya harus mendiskusikan hal-hal impersonal di kelas terutama
tekstual.
à Peluang
untuk berbicara tentang objek dan pengalaman di sekolah. Lingkungan sekolah
merupakan sumber yang bagus untuk eksplorasi dan observasi. Lingkungan sekolah itu dapat digunakan sebagai
subjek untuk pengamatan akurat, bertukar pengamatan, menentukan kebenaran dan
mengeksplorasi hubungan dengan obyek lain.
12.
Menyusun
Doa
Salah
satu kegiatan yang dapat guru
lakukan untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak-anak adalah menyusun doa
bagi mereka setiap minggu. Doa-doa ini harus sederhana, ramah anak dan harus
melibatkan banyak gerakan ritmis karena
doa adalah kegiatan pertama yang dilakukan ketika anak-anak datang ke sekolah.
13. Story telling
Story telling
merupakan kegiatan yang membantu anak untuk mendengarkan dan memiliki
pengalaman berbicara. Anak
dapat belajar mengingat
urutan ide-ide, meningkatkan kosakata dan memperbesar latar belakang pengalaman.
Tujuan
utama dari cerita adalah perkembangan bahasa. Melalui cerita, anak-anak mengembangkan
kosakata, belajar untuk mengasosiasi-kan kata-kata dengan
tindakan dan mereka dapat mengembangkan
rasa ingin tahu untuk membaca. Cerita bisa dikatakan dari yang sederhana hingga
kompleks. Hal ini dapat membantu anak agar lebih cepat memahami.
14. Penggunaan Buku
Guru
harus memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mendengarkan dan menikmati
cerita, menggunakan, mencintai buku agar dapat membantu anak-anak untuk belajar
membaca secara menyenangkan dan tertarik untuk belajar membaca.
Jenis
buku. Anak-anak harus diperkenalkan pada buku bergambar, sajak, puisi, buku alfabet
dll. Buku tersebut harus ada ilustrasi yang dapat menafsirkan cerita. Isi,
suasana hati dan perasaan dari ilustrasi harus relevan dan harus sesuai dengan
alur dan nada cerita. Buku harus ditampilkan secara menarik dan harus
diperbaharui dari waktu ke waktu.
15. Puisi
Puisi menciptakan pengalaman yang
membahagiakan dan spontan untuk anak-anak. Mereka menikmati suara di sekitar
mereka, membuat suara agar memiliki keindahan yang menghibur. Puisi dapat
membantu anak-anak untuk mendengarkan dengan cermat, untuk mempelajari
kata-kata baru dan cara-cara untuk mengekspresikan perasaan seseorang untuk
mengembangkan peningkatan kesadaran pendengaran dan untuk meningkatkan kualitas
seseorang menggunakan suara sendiri.
Puisi mengekspos anak-anak untuk puisi
merangsang berbagai bidang pengetahuan. Membaca puisi dengan suara keras dan
menampilkan teks tertulis mempromosikan keaksaraan muncul dan pengakuan
hubungan antara suara dan simbol. Memasukkan puisi ke dalam rutinitas kelas
juga mendorong perkembangan kognitif anak. memilih kata-kata berima dalam
latihan memori, orientasi masa depan dan kemampuan memecahkan masalah.
Anak-anak dan orang dewasa juga terhubung dengan satu sama lain ketika berbagi
puisi (Siemens, 1996). Bahasa adalah dasar dari komunikasi yang paling
interpersonal dan penelitian mendukung hubungan antara pendidik peduli dan
pembelajaran awal yang positif (Shore, 1997). Membawa puisi di kelas dapat
mendorong kegembiraan anak-anak dalam semua kegiatan yang mengelilingi
penggunaan bahasa.
Membawa puisi di kelas dapat membuka pintu
untuk perencanaan yang kreatif. Guru dapat mengintegrasikan puisi menjadi tema
di dalam kurikulum. Mendirikan pusat-pusat puisi di kelas dan membacakan puisi
secara teratur kepada anak-anak.
Guru harus mencari puisi yang sesuai dan
menarik bagi anak-anak di perpustakaan. Guru harus mencari waktu siang hari
untuk membacakan puisi kepada anak-anak.
Guru harus bertanya pada diri mereka sendiri:
Emosi apa yang ditunjukkan anak-anak setelah
saya membacakan puisi itu?
Apakah anak-anak bisa mengikutinya?
Apakah mereka meminta untuk mendengarkannya
lagi?
Puisi
harus dibacakan dalam kegiatan yang berbeda dan dengan kelompok-kelompok kecil.
Guru dapat mengatur kumpulan puisi berdasarkan topik atau aktivitas yang akan dilakukan.
Pada
siang hari, anak-anak dan orang dewasa menghabiskan banyak waktu makan makanan
ringan. Memperkenalkan puisi selama waktu makan dapat mendorong anak-anak untuk
datang ke meja dan memberikan kesempatan besar bagi guru untuk menyusun model
sifat pembelajaran dari waktu makan dengan aktivitas berbasis bahasa. Dengan
paparan berulang, anak-anak dapat belajar dan membaca puisi di rumah.
Memasukkan
puisi ke dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu metode untuk
melibatkan berbagai indera dan meningkatkan bahasa dan memori.
Anak-anak dapat menikmati puisi yang baik
jika:
1.
Memberi mereka rasa senang melalui melodi dan gerakan
2.
Membuat pengalaman kehidupan sehari-hari
3.
Menceritakan cerita yang indah
4.
Membuat anak-anak sehat dengan tertawa
5.
Membawa mereka ke dalam situasi yang unik
6.
Membuat kata yang mereka ucapkan menjadi bermakna dan dapat selalu
diingat.
7.
Menciptakan karakter yang mengesankan
8.
Masuk ke jalan pikiran dan kenangan mereka
Guru
harus menghargai puisi dan berbagi kenikmatannya. Dalam menyajikan puisi guru
dapat membaca atau menghafal puisi.
16. Berbagi Waktu dan Diskusi Kelompok
Diskusi
mengacu pada komunikasi antara anak-anak atau antara guru dan anak-anak. Diskusi
digunakan sebagai refrensi guru dan anak-anak jika ingin mengadakan permainan,
dengan demikian guru mengetahui apa saja yang diinginkan anak pada saat bermain.
Anak-anak juga dapat mengidentifikasi beberapa objek dan mengatakan sesuatu
tentang hal itu. Selama komunikasi informal seperti anak menggunakan kata-kata
yang lebih untuk mengekspresikan dirinya / pikirannya. Anak belajar untuk:
1.
Berbicara dengan keras dan keras
2.
Berbicara di depan kelompok
3.
Menceritakan sebuah kejadian secara terurut
4.
Mendengarkan dengan sopan
5. Meminta izin untuk berbicara
6.
Berbicara dalam kalimat yang lengkap
Semua
anak harus didorong agar dapat berpartisipasi.
Jika anak tidak berpartisipasi, kita harus menyanyakan mengapa dia tidak
ikut berpartisipasi. Guru dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan
disusi. Interaksi dalam kelompok kecil efektif untuk anak-anak. Ketika salah
satu anak berbicara, guru harus memastikan bahwa anak-anak lain dalam kelompok
mendengarkannya dengan baik.
17. Apa yang Anda Lihat?
Guru
dapat meminta salah satu anak untuk pergi keluar ruangan, melihat apa yang
terjadi di luar, dan mengatakan di depan kelas tentang apa yang dilihatnya. Anak-anak yang lain secara satu persatu akan
memberikan pertanyaan. Anak tersebut akan menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh temannya.
Ketika
satu putaran selesai, guru akan meminta anak yang pergi keluar siapa ditanya
pertanyaan terbaik. Anak yang namanya disebutkan, akan menjadi orang berikutnya
yang pergi keluar.
18. Mengajak Bertualang
Kirim
sekelompok kecil anak-anak, tidak lebih dari lima atau enam anak, untuk
mempelajari beberapa objek atau tempat tertentu di dekat sekolah atau bahkan di
dalam gedung sekolah. Mereka bisa diminta untuk mengeksplorasi dan
mendiskusikannya dengan kelompok mereka sendiri.
Ketika
kelompok tersebut sedang pergi, guru memberitahu anak-anak yang di dalam kelas
tentang ciri-ciri dari beberapa objek. Ketika kelompok petualang datang kembali, mereka akan menghadapi
pertanyaan dari kelas.
19. Dramatisasi
Anak-anak
harus diberikan kesempatan berupa pengalaman untuk mengembangkan beberapa ide
dan pikiran. Dramatisasi terdiri dari bermain drama, drama kreatif dan
menggunakan boneka.
Dalam
drama, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mencoba peran yang berbeda dengan
bantuan bicara dan gerakan fisik. Mereka harus membayangkan bahwa mereka adalah
orang lain, dan mereka harus melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
hanya sebagai pendengar cerita harus dilakukan. Anak-anak harus menemukan
kata-kata dan gerak tubuh yang sesuai dengan situasi dan membayangkan karakter
dimainkan.
a. Bermain Drama
Bermain drama spontan dan bebas dari arahan
guru. Dalam jenis permainan anak-anak atau orang dewasa, dapat merasakan
bagaimana rasanya memiliki tanggung jawab tertentu, melakukan percakapan,
belajar mengenai kata-kata baru, memverifikasi arti kata dll. Guru tidak
mengarahkan tetapi membimbing bermain dramatis sehingga anak memiliki
pengalaman yang memuaskan. Guru harus memberikan kesempatan yang menarik dengan
membawa mereka jalan-jalan, menunjukkan mereka beberapa rekaman, buku, film,
dll . Guru mungkin perlu untuk membantu dalam penyelesaian sengketa dan
pemecahan masalah yang timbul, karena itu dia harus mengawasi dan waspada.
b. Boneka
Anak-anak yang ragu-ragu untuk berbicara
dengan orang lain atau dengan kelompok dapat berbicara bebas melalui boneka.
Boneka yang dibuat tersedia dan anak memilih untuk menggunakannya karena ia
ingin memainkannya.
c. Drama Kreatif
Dalam drama kreatif, anak-anak kegiatan
kelompok dipandu dalam berfikir, merasa dan menciptakan dialog dan tindakan
mereka sendiri. kreatif dramatis memiliki 4 tujuan utama: artistik, kepedulian sosial, pengembangan
ekspresi dan kenikmatan.
Drama kreatif membantu anak-anak untuk
mengembangkan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan membuat peraturan dalam
mendengar. Dalam rangka memperkenalkan drama kreatif untuk anak-anak, guru dapat
memutar lagu sebelum bermain drama, sajak dan mendramatisir sebuah drama atau
cerita.
20. Cetak Lingkungan Kegiatan
a.
Pelabelan dan mislabeling kelas
Ini membantu untuk membawa dunia familar
anak-anak ke kelas dan terlibat dalam belajar tentang kata-kata yang label hal.
Sekitar 10 label dapat diperkenalkan di dalam kelas dan kemudian label dapat
diletakkan pada item yang salah dan tempat-tempat dan anak-anak bisa diminta
untuk menempatkan mereka kembali ke tempat mereka berasal. Guru harus mendorong
anak saat melakukan kegiatan seperti ini.
b.
Print lingkungan buku alfabet
Ini membantu anak-anak untuk mengembangkan
pengetahuan abjad melalui media cetak lingkungan. Gunakan kata-kata dipotong
dari barang-barang cetak lingkungan untuk setiap huruf alfabet. Seperti jenis
buku dapat fokus pada satu subjek, seperti, buah-buahan, sayuran atau pada satu
tempat, seperti, hal-hal yang ditemukan di sekolah.
c.
Buku kata keluarga
Ini membantu anak-anak untuk menjadi akrab
dengan keluarga yang biasa digunakan atau sajak dalam bahasa Inggris. Kata cut
out item cetak lingkungan yang berbagi keluarga kata umum seperti make, bake, cake, take. Kata-kata tersebut dapat diposting dalam
sebuah "ake" buku keluarga.
d.
Buku tema
Hal ini
memungkinkan anak-anak untuk mengkategorikan informasi, belajar tentang
kata-kata dalam cara yang berarti, dan menulis tentang sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan mereka. Anak-anak dapat diminta untuk memotong logo di koran
kupon dan iklan dan menyisipkannya dalam buku ini.
21. Cetak Lingkungan Menunjukkan dan Memberitahu
Selama mencetak
acara lingkungan dan menjelaskan, setiap anak membaca atau berbicara tentang
cetak pada item. Para penonton berinteraksi dengan anak selama presentasi.
Karena pembicaraan yang terlibat dengan barang-barang yang mereka kenal,
anak-anak memiliki rasa kepemilikan yang kuat untuk kegiatan ini. Program ini
juga mendukung anak-anak tidak dikaitkan cetak dari konteks logo konkret.
22. Sajak, Jingle dan Permainan jari
Anak-anak
menyukai sajak, jingle dan kegiatan bermain dengan jari. Kegiatan-kegiatan tersebut memungkinkan
anak-anak untuk mendengar irama bahasa, serta kata-kata yang memiliki awalan dan akhiran yang sama. Ketika membacakan sebuah sajak pembibitan,
guru dapat meminta anak-anak untuk mendengarkan kata-kata yang terdengar sama.
Harus dipilih puisi
dan sajak yang berisi kata-kata berima.
Kedua,
lebih mudah bagi anak-anak untuk mendengar kata-kata yang berima jika mereka
berada di dekat satu sama lain. Contoh satu dua tali sepatu saya.
Guru
dapat mendorong anak-anak untuk membuat sajak mereka sendiri dengan menggunakan
nama mereka sendiri atau nama-nama teman sekelas mereka.
23. Kegiatan Kesadaran Fonologi
Guru
harus menyediakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran anak-anak dari suara
bahasa. Kegiatan ini meliputi bermain game dan mendengarkan cerita-cerita, dan yang melibatkan puisi dan lagu.
·
Sajak - mengidentifikasi kata-kata yang memiliki akhiran yang sama.
·
Aliterasi - mengakui ketika beberapa kata-kata yang memiliki awalan
yang sama.
·
Pencocokan suara - memutuskan dari beberapa kata dimulai dengan suara
tertentu.
24. Kegiatan Alphabet
Guru harus melibatkan anak-anak dengan bahan
yang menggunakan identifikasi huruf abjad, termasuk buku ABC,
balok Alphabet dan puzzel.
25. Membaca dengan Suara Keras
Membaca
dengan suara keras menciptakan pengalaman interaktif dengan buku-buku. Selain
membangun kosa kata dan konsep, ketika
membaca dapat membantu untuk menekankan fitur unik dari jenis tertentu dari teks,
seperti diagram dan keterangan dari buku informasi. Buku cerita yang paling
sering dibacakan adalah buku-buku informasi, foto surat kabar dan keterangan mereka, surat dan
kartu pos, email, peta dan lain sebagainya.
26. Pusat Keaksaraan
Pusat
keaksaraan yang meliputi, sudut perpustakaan, area penulisan bahasa lisan dan
tambahan bahan seni bahasa adalah titik fokus di dalam ruangan. Pusat ini harus
terlihat sebagai salah satu cara untuk masuk kelas. Sebuah sudut ruang kelas yang dapat anak-anak nikmati akses langsung ke literatur.
Buku
dalam koleksi kelas harus disimpan berdasarkan jenis menurut kategori dan kode warna. Pengkodean warna
akan memperkenalkan anak-anak pada gagasan bahwa buku-buku di perpustakaan yang
diselenggarakan oleh sebuah sistem yang membuat mereka mudah diakses. Sudut perpustakaan harus dilengkapi
dengan karpet dan bantal atau kursi dan harus mencakup sebuah meja kecil dan
kursi. Sebuah kursi goyang juga memungkinkan untuk tempat membaca yang nyaman.
Guru
harus melibatkan anak-anak dalam perencanaan, merancang dan mengelola sudut
perpustakaan. Mereka dapat mengembangkan aturan untuk itu gunakan, tetap rapi
dan menunjuk anak untuk melakukan itu. Guru harus menggunakan buku-buku baru dan menunjuk anak untuk melakukan itu. Guru harus harus diperkenalkan dan meresirkulasi buku-buku dan bahan-bahan baru secara
berkala. Beberapa jenis sastra anak-anak harus
terwakili pada tingkat awal membaca termasuk buku konsep gambar, dongeng,
sajak, buku cerita bergambar, buku informasi, majalah, puisi dll. Pusat menulis harus mencakup meja dan kursi serta kertas, kapur, krayon
dan papan tulis. Tulisan-tulisan anak-anak dapat ditampilkan pada papan
pengumuman dan papan dapat digunakan untuk bertukar pesan antara anggota kelas.
Sikap
bahasa lisan dapat didukung dan didorong oleh bahan seperti boneka, gambar,
sastra anak-anak dan tape recorder. Bahan-bahan ini dapat digunakan oleh
anak-anak untuk menceritakan dan menceritakan kembali cerita. Mereka dapat
berbagi pengalaman di rumah atau di sekolah dengan seluruh kelas atau selama waktu luang dengan teman-teman
individu atau kelompok-kelompok kecil di area bermain yang dramatis, sudut balok dan di luar rumah.
Ruang
kelas dapat digambarkan seperti lingkungan luarnya untuk mendorong dan membuat area yang berguna untuk
membaca dan menulis. Label dan tanda dicetak juga dapat berkomunikasi apa yang
diharapkan dari anak-anak dalam melaksanakan tugas-kelas grafik daftar
rutinitas sehari-hari, membantu klien untuk menunjukkan tanggung jawab pekerjaan, grafik
kehadiran, papan buletin berita dll.
Anak-anak
dapat menemukan berbagai tulisan di perpustakaan kelas. Guru dapat membantu anak-anak memilih berbagai
jenis buku, seperti puisi, biografi dan lagu. Termasuk berbagai buku mendukung
penemuan informal dan diskusi tentang bagaimana konten disajikan dalam buku
yang berbeda.
Mencari
informasi dari buku cerita, sebagai anak-anak memutuskan pergi memilih buku-buku di perpustakaan, mengarahkan ke lebih banyak diskusi dan belajar tentang
jenis buku dan bagaimana mereka berbeda. Anak-anak TK dapat mengurutkan buku dengan fitur sederhana seperti jenis ilustrasi, keterangan kehadiran dan judul dapat membekali anak-anak dengan bahasa yang sesuai untuk membuat perbedaan lebih lanjut.
Anak-anak juga dapat memilih buku-buku tentang topik dan dari jenis mereka yang telah dieksplorasi.
27. Pusat Aktivitas
Guru
dapat menyediakan buku-buku yang relevan dan kegiatan menulis untuk memperkaya
blok dan pusat bermain dramatis difokuskan pada aspek kehidupan, seperti pergi
ke dokter atau berbelanja sepatu baru. Buku masak, buku telepon, cara manual
dan cerita tentang keluarga membuat penambahan baik ke pusat-pusat kegiatan.
28. Menggunakan Surat Kabar di Kelas
Menggunakan surat
kabar di kelas dapat membantu dengan cara berikut:
a.
Nilai pendidikan generasi
Koran menjaga anak-anak informasi tentang apa yang terjadi di dunia,
sehingga memperpanjang pengetahuan dan memperdalam pemahaman mereka.
b.
Informasi budaya
Bahasa dan budaya terkait dan surat kabar komunitas target yang
diberikan mencerminkan budaya melalui bahasa yang mereka miliki. Pada satu tingkat, budaya meresapi bahasa
melalui referensi kepada orang-orang, tempat, lembaga, adat dan tradisi
masyarakat itu. Namun, pada tingkat yang jauh lebih dalam, ini dicapai melalui
asosiasi budaya dengan menggunakan kata-kata dan berbagi pengalaman,
pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan, emosi dan sikap yang penulis asumsikan. Koran merupakan sumber informasi yang
sangat berharga..
c.
Perubahan bahasa
Koran mencerminkan perubahan dalam bahasa. Surat kabar bahasa topikal
dan up to date dan memberikan data
linguistik.
d.
Varietas Inggris
Koran mengandung berbagai macam jenis teks dan gaya bahasa yang tidak
mudah ditemukan dalam bahan pembelajaran bahasa konvensional dan siswa perlu
menjadi akrab dengan bentuk bahasa tersebut. Mereka menyediakan sumber alami
dari banyak varietas bahasa Inggris tertulis penting untuk kemajuan siswa.
e.
Membaca untuk kesenangan
Membaca di dalam kelas dapat membantu siswa untuk menemukan selera dan
kepentingan mereka sendiri. Ini memotivasi mereka untuk membaca sendiri di luar
kelas mereka.
f.
Bahan otentik
Koran merupakan sumber bahan otentik yang tak ternilai, dan penggunaannya dalam kelas sangat sesuai
dengan pemikiran saat ini.
29. Pengenalan dengan Merancang Lingkungan Anak Usia Dini
Suatu
program hari yang dapat dimasukkan dalam pembibitan meskipun bahasa adalah
sebagai berikut:
a.
Kegiatan pagi
Kegiatan pertama hari itu memengang tanga dan mengucapkan salam kepada guru.
b.
Kegiatan bermain bebas
Ruang kelas disusun dan mencakup area balok, area membaca, area seni dll. Ini juga merupakan waktu untuk melakukan interaksi sosial, transaksi dengan orang
dewasa, bahan nyata dan peristiwa.
Ada cara lain untuk meningkatkan pengenalan huruf di lingkungan kelas.
Contoh:
a.
Membaca koran di kelas
Dengan bantuan anak, guru dapat mengatur, menyusun dan mengklasifikasikan buku di
perpustakaan.
b.
Mendengarkan tape recorder dan alat bantu audio visual lainnya.
c.
Konsep
Selama konsep waktu
anak-anak diberikan suatu konsep. Saat ini, terdapat beberapa
bidang pengembangan bahasa yang berfungsi penuh termasuk keterampilan
mendengarkan, keterampilan berbicara, pertanyaan, berpikir, menganalisis dan
penalaran.
d. Snack time
Ini adalah waktu ketika anak-anak bisa
berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan juga guru-guru mereka. Selama waktu snack time, guru dapat memiliki diskusi informal dengan
anak-anak mengenai rumah mereka dan topik lain yang menarik bagi anak-anak. Pembicaraan juga bisa tentang apa yang anak-anak makan, terbuat dari bahan apa
saja, dll.
Dapat diikuti oleh cerita, sesi bernyanyi,
sesi puisi, gambar berbicara dll. Setiap
yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa.
Selanjutnya
Immanuella F. Rachmi dkk (2012:18-21) di dalam Majalah seri Ayah Bunda mengungkapkan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya yaitu:
1. Mengajak anak berbicara
Bayi memiliki pendengaran yang cukup baik
untuk berkomunikasi. Orang tua bisa memberikan stibulasi dengan mengajak
anaknya berbicara. Meskipun bayi hanya mendengar dan melihat gerakan, ia
memahami bahwa bunyi merupakan unsur penting dalam bahasa, dan pada usia 6
bulan, ia akan mengulangi suku-suku kata yang didengarnya. Terus menerus
mengajak anak berbicara, yang merupakan unsur penting berkomunikasi dan
keterampilan sosial.
2. Membaca Cerita
Membacakan cerita atau mendongeng kepada anak
dapat dilakukan kapan saja, bahkan sejak anak masih bayi. Sejak bayi anak sudah
bisa dikenalkan pada buku. Bombing anak untuk membacakan isi ceritanya
berulang-ulang sebagai bekal pemahamannya kelak dan membantu meningkatkan
konsentrasinya. Ekspresi wajah orang dewasa dengan berbagai intonasi emosi saat
membacakan cerita dapat mengarahkan anak menjadi lebih mandiri dalam
mengeksplorasi bacaan.
3. Bermain Huruf
Bermain mengenalkan huruf-huruf abjad dapat
dilakukan sejak anak masih kecil, seperti bermain huruf-huruf sandpaper (ampelas) anak belajar
mengenali huruf-huruf dengan cara melihat dan menyentuhnya, di samping
mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua atau guru. Seiring
dengan pemahaman anak akan huruf dan penggunaannya, ajaklah ia bermain tebak
kata.
4. Merangkai Cerita
Sebelum dapat membaca tulisan, anak-anak
umumnya gemar “membaca” gambar. Beri anak-anak potongan gambar dan biarkan anak
menggungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu. Dan ajaklah ia menyusun
gambar-gambar menjadi rangkaian cerita. Membiarkan anak bercerita tentang
pengalamannya hari itu juga dapat merangsang keterampilan berbicara.
5. Berdiskusi
Mungkin hal yang sulit untuk berdiskusi
adalah dengan anak kecil. Sebenernya, berbagai hal disekitar kita dapat kita
diskusikan dengan anak-anak. Bertanyalah tentang apa yang ada di lingkungan
sekitar, misalnya anak mungkin memiliki pendapat sendiri tentang binatang
peliharaan di rumah atau di lingkungan. Apa pun pendapatnya, orang tua atau
guru harus menghargainya. Membicarakan perasaan, selain mengasah perkembangan
bahasa, juga melatih untuk mengendalikan emosi.
6. Bermain Peran
Ajaklah anak melakukan seuatu adegan yang
pernah ia alami, misalnya belanja ke warung, berkunjung ke dokter, atau naik
kendaraan dan bertemu sopir. Bermain peran ini membantu mencobakan berbagai
peran sosial yang dialaminya, melepaskan ketakutan atau kegembiraan mewujudkan
khayalan, selain bekerjasama dan bergaul dengan anak lainnya. Dalam bermain
peran ini, anak melakukan dialog saat berkomunikasi dengan lawan mainnya. Hal
ini dapat mengembangkan kemampuannya dalam penggunaan kosakata menjadi suatu
kalimat dan berkomunikasi dengan orang lain.
7. Memperdengarkan lagu anak-anak
Perkenalkanlah anak dengan lagu, ajaklah
mereka bernyanyi, lakukan berulang kali hingga mereka dapat menghafalnya.
0 komentar:
Posting Komentar