Senin, 21 Desember 2015

AKTIVITAS DALAM PENGEMBANGAN BAHASA AUD

 http://www.cicak2.com.au/images/userdata/admin/images/
A.    AKTIVITAS BERBAHASA ANAK
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Dunia anak adalah dunia bermain tentunya dalam mengembangkan kemampuan anak berbahasa juga harus dibuat permainan agar menyenangkan. Reeta Sonawat dan Jasmine Maria Fancis (2007:50-98) mengungkapkan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya yaitu:
1.      Clay Play (Permainan Clay)
Anak-anak dapat diberikan clay untuk melakukan aktivitas permainan bebas. Mereka dapat mencetak dan selanjutnya diberikan variasi bentuk. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa anak, guru dapat  mengetahuinya dengan apa yang telah dibentuk oleh anak menggunakan clay dan bagaimana mereka menghubungkannya dengan hal-hal yang umum dalam lingkungan.
2.      Merasakan Bentuk
Sebuah papan dapat digunakan untuk menempel berbagai bahan bertekstur seperti, sutra, katun, rami, woll, dll. Anak diajak untuk merasakan papan dan guru dapat menanyakan berbagai pertanyaan tentang nuansa tekstur.
3.      Mencetak Bentuk Menggunakan Jari dan Ibu jari
Anak dapat mencetak jari dan ibu jari mereka dengan cat untuk membentuk berbagai pola seperti bunga dll. Anak-anak mungkin dapat membuat bentuk dengan menggunakan krayon mereka. Kegiatan seperti ini akan meningkatkan kreativitas di kalangan anak-anak dan juga keterampilan motorik halus mereka. 
4.      Merobek dan Menempel
Guru dapat memberikan anak-anak sebuah garis pada kertas biasa dan potongan-potongan kertas krep dengan warna yang berbeda. Anak-anak harus merobek kertas krep itu menjadi potongan-potongan kecil dan menempelkannya pada kertas bergaris tersebut. Saat melakukan semacam ini kegiatan guru dapat berbicara dengan anak yang berkaitan dengan apa yang dia gambar di kertas, bahan-bahan apa saja yang digunakan, dll. Hal tersebut dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. 
5.      Meremas dan Memutar Kertas
Kegiatan ini mirip dengan aktivitas di atas, yang membedakannya yaitu ketika anak meremas dan memutar kertas kemudian dibentuk sesuai dengan bentuk angka atau huruf yang diinginkan. 
6.      Origami
Membuat bentuk seperti burung, hewan, dll dapat diajarkan melalui origami atau melipat kertas. Kegiatan ini berguna untuk perkembangan bahasa hanya ketika guru tertarik untuk mengetahui apa yang anak buat dan bagaimana anak memaknai kegiatan ini. 
7.      Menceritakan Objek
Yang pertama dan terpenting tujuan menceritakan suatu objek adalah untuk meningkatkan perkembangan bahasa. Dalam menceritakan suatu objek anak-anak dapat meningkatkan keterampilan pengamatan mereka. Guru dapat memperkenalkan berbagai benda, peralatan dan instrumen kepada anak-anak agar mereka dapat meningkatkan kosa kata.
Sebagai contoh, jika guru menceritakan suatu objek yaitu pada peralatan dapur dia dapat memperkenalkan kepada mereka tentang berbagai peralatan seperti parutan, pengupas, sendok, piring, gelas, lemon, pemeras, saringan dll. Seperti semacam obyek bicara, anak-anak datang untuk mencari tahu tentang fungsi dan kegunaan dari berbagai peralatan. 
8.      Berbicara dengan Gambar
Bicara dengan gambar juga meningkatkan perkembangan bahasa anak-anak. Guru dapat mengajukan banyak pertanyaan kepada anak-anak yang akan memberi mereka kesempatan untuk berpikir dan memberikan alasan untuk hal yang sama. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan guru adalah "Anak-anak, apa yang Anda lihat di sini?" "Anak-anak, hewan apa ini?"
Misalnya guru dapat melakukan kegiatan berbicara dengan gambar di taman. Pembicaraan gambar juga bermanfaat untuk meningkatkan kosa kata anak-anak. Gambar adalah sumber besar untuk dapat berbicara kreatif dan analitis. Gambar apapun dapat digunakan seperti yang ada dalam surat kabar harian dan majalah mingguan, kalender, perangko, poster dll. Guru dapat mengumpulkan dan menyimpannya untuk penggunaan selanjutnya.
Ketika berbicara tentang gambar, berikut kegiatan yang dapat diarahkan kepada anak-anak.
à   Menemukan
Pada tingkat ini anak-anak diminta untuk menemukan hal-hal yang ada di dalam gambar.
à   Penalaran
Tingkat respon yang bersangkutan dengan kemampuan untuk
mencari alasan atau sebab dari suatu hal. Guru harus menerima alasan apapun pemikiran anak tentang sesuatu yang ditunjukkan pada gambar. Guru dapat memberikan alasan sendiri tetapi hanya sebagai kemungkinan lain.
à   Memproyeksikan
Pada tingkat ini anak-anak diminta untuk berhubungan dengan gambar d
an menempatkan diri mereka di dalamnya. Tujuan mempertanyakan pada tingkat ini adalah untuk mendorong anak-anak untuk memproyeksikan diri ke dalam situasi imajiner, membayangkan siapa yang akan mengatakan apa, bagaimana perasaan mereka dll.
à   Memprediksi
Pada tingkat ini, berhubungan dengan kemampuan anak-anak untuk
memprediksi peristiwa masa depan. Anak-anak didorong untuk berbicara tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
à   Berkaitan
Anak-anak diminta untuk memikirkan sesuatu dalam kehidupan mereka sendiri yang mirip dengan gambar
yang ditampilkan. 
9.         Kunjungan Lapangan
Guru harus membawa anak-anak keluar untuk kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan akan memberikan anak-anak pengalaman pertama. Ketika kegiatan kunjungan lapangan, guru harus tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan anak-anaknya. Kunjungan lapangan membantu anak-anak mendapatkan wawasan tentang hal-hal yang ditemukan di alam. 
10.     Pengalaman Memasak
Guru dapat memberikan anak-anak pengalaman pertama dengan memberikan mereka pengalaman memasak. Pengalaman memasak akan memungkinkan mereka untuk mengembangkan kosakata mereka dan belajar kata-kata baru yang terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka menikmati pengalaman ketika guru memberikan mereka kesempatan untuk melakukan pekerjaan kecil. Sebagai contoh, guru dapat mengajak anak-anak berbicara sambil menghancurkan kentang rebus bersama. Ini memberikan perasaan prestasi kepada anak-anak. 
11.     Guru Berbicara
Melibatkan anak-anak dalam percakapan yang kaya dalam kelompok besar, kelompok kecil, dan pengaturan satu-satu. Ketika berbicara dengan anak-anak,
à   Gunakan kata-kata yang belum pernah anak-anak dangar dalam percakapan sehari-hari.
à   Memperpanjang komentar anak-anak ke dalam kalimat yang lebih deskriptif gramatikal yang matang,
à   Diskusikan kognitif menantang anak-anak untuk merefleksikan member komentar terhadap suatu topik dengan bahasanya sendiri .
à   Mendengarkan dan menanggapi apa yang anak katakan.
Terlepas dari guru memberikan ceramah, guru bisa memberikan berbagai macam peluang yang mendorong anak-anak untuk berbicara di dalam kelas.
à   Peluang untuk berbicara tentang diri sendiri
Mengingat tentang kebebasan dan kesempatan, semua anak suka bicara tentang kehidupan mereka. Hal-hal yang telah terjadi dan hal-hal yang mereka waspadai. Beberapa guru memperlakukan kehidupan pribadi anak-anak sebagai hal yang tidak relevan dengan pembelajaran mereka di sekolah. Guru tersebut bersikeras bahwa anak-anak hanya harus mendiskusikan hal-hal impersonal di kelas terutama tekstual.
à   Peluang untuk berbicara tentang objek dan pengalaman di sekolah. Lingkungan sekolah merupakan sumber yang bagus untuk eksplorasi dan observasi. Lingkungan sekolah itu dapat digunakan sebagai subjek untuk pengamatan akurat, bertukar pengamatan, menentukan kebenaran dan mengeksplorasi hubungan dengan obyek lain. 
12.     Menyusun Doa
Salah satu kegiatan yang dapat guru lakukan untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak-anak adalah menyusun doa bagi mereka setiap minggu. Doa-doa ini harus sederhana, ramah anak dan harus melibatkan banyak gerakan ritmis karena doa adalah kegiatan pertama yang dilakukan ketika anak-anak datang ke sekolah. 
13.  Story telling
Story telling merupakan kegiatan yang membantu anak untuk mendengarkan dan memiliki pengalaman berbicara. Anak dapat belajar mengingat urutan ide-ide, meningkatkan kosakata dan memperbesar latar belakang pengalaman.
Tujuan utama dari cerita adalah perkembangan bahasa. Melalui cerita, anak-anak mengembangkan kosakata, belajar untuk mengasosiasi-kan kata-kata dengan tindakan dan mereka dapat mengembangkan rasa ingin tahu untuk membaca. Cerita bisa dikatakan dari yang sederhana hingga kompleks. Hal ini dapat membantu anak agar lebih cepat memahami 
14.  Penggunaan Buku
Guru harus memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mendengarkan dan menikmati cerita, menggunakan, mencintai buku agar dapat membantu anak-anak untuk belajar membaca secara menyenangkan dan tertarik untuk belajar membaca.

Jenis buku. Anak-anak harus diperkenalkan pada  buku bergambar, sajak, puisi, buku alfabet dll. Buku tersebut harus ada ilustrasi yang dapat menafsirkan cerita. Isi, suasana hati dan perasaan dari ilustrasi harus relevan dan harus sesuai dengan alur dan nada cerita. Buku harus ditampilkan secara menarik dan harus diperbaharui dari waktu ke waktu. 
15.  Puisi
Puisi menciptakan pengalaman yang membahagiakan dan spontan untuk anak-anak. Mereka menikmati suara di sekitar mereka, membuat suara agar memiliki keindahan yang menghibur. Puisi dapat membantu anak-anak untuk mendengarkan dengan cermat, untuk mempelajari kata-kata baru dan cara-cara untuk mengekspresikan perasaan seseorang untuk mengembangkan peningkatan kesadaran pendengaran dan untuk meningkatkan kualitas seseorang menggunakan suara sendiri.
Puisi mengekspos anak-anak untuk puisi merangsang berbagai bidang pengetahuan. Membaca puisi dengan suara keras dan menampilkan teks tertulis mempromosikan keaksaraan muncul dan pengakuan hubungan antara suara dan simbol. Memasukkan puisi ke dalam rutinitas kelas juga mendorong perkembangan kognitif anak. memilih kata-kata berima dalam latihan memori, orientasi masa depan dan kemampuan memecahkan masalah. Anak-anak dan orang dewasa juga terhubung dengan satu sama lain ketika berbagi puisi (Siemens, 1996). Bahasa adalah dasar dari komunikasi yang paling interpersonal dan penelitian mendukung hubungan antara pendidik peduli dan pembelajaran awal yang positif (Shore, 1997). Membawa puisi di kelas dapat mendorong kegembiraan anak-anak dalam semua kegiatan yang mengelilingi penggunaan bahasa.
Membawa puisi di kelas dapat membuka pintu untuk perencanaan yang kreatif. Guru dapat mengintegrasikan puisi menjadi tema di dalam kurikulum. Mendirikan pusat-pusat puisi di kelas dan membacakan puisi secara teratur kepada anak-anak.
Guru harus mencari puisi yang sesuai dan menarik bagi anak-anak di perpustakaan. Guru harus mencari waktu siang hari untuk membacakan puisi kepada anak-anak.
Guru harus bertanya pada diri mereka sendiri:
Emosi apa yang ditunjukkan anak-anak setelah saya membacakan puisi itu?
Apakah anak-anak bisa mengikutinya?
Apakah mereka meminta untuk mendengarkannya lagi?
Puisi harus dibacakan dalam kegiatan yang berbeda dan dengan kelompok-kelompok kecil. Guru dapat mengatur kumpulan puisi berdasarkan topik atau aktivitas yang akan dilakukan.
Pada siang hari, anak-anak dan orang dewasa menghabiskan banyak waktu makan makanan ringan. Memperkenalkan puisi selama waktu makan dapat mendorong anak-anak untuk datang ke meja dan memberikan kesempatan besar bagi guru untuk menyusun model sifat pembelajaran dari waktu makan dengan aktivitas berbasis bahasa. Dengan paparan berulang, anak-anak dapat belajar dan membaca puisi di rumah.
Memasukkan puisi ke dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu metode untuk melibatkan berbagai indera dan meningkatkan bahasa dan memori. 
Anak-anak dapat menikmati puisi yang baik jika:
1.      Memberi mereka rasa senang melalui melodi dan gerakan
2.      Membuat pengalaman kehidupan sehari-hari
3.      Menceritakan cerita yang indah
4.      Membuat anak-anak sehat dengan tertawa
5.      Membawa mereka ke dalam situasi yang unik
6.      Membuat kata yang mereka ucapkan menjadi bermakna dan dapat selalu diingat.
7.      Menciptakan karakter yang mengesankan
8.      Masuk ke jalan pikiran dan kenangan mereka
Guru harus menghargai puisi dan berbagi kenikmatannya. Dalam menyajikan puisi guru dapat membaca atau menghafal puisi.
16.  Berbagi Waktu dan Diskusi Kelompok
Diskusi mengacu pada komunikasi antara anak-anak atau antara guru dan anak-anak. Diskusi digunakan sebagai refrensi guru dan anak-anak jika ingin mengadakan permainan, dengan demikian guru mengetahui apa saja yang diinginkan anak pada saat bermain. Anak-anak juga dapat mengidentifikasi beberapa objek dan mengatakan sesuatu tentang hal itu. Selama komunikasi informal seperti anak menggunakan kata-kata yang lebih untuk mengekspresikan dirinya / pikirannya. Anak belajar untuk:
1. Berbicara dengan keras dan keras
2. Berbicara di depan kelompok
3. Menceritakan sebuah kejadian secara terurut
4. Mendengarkan dengan sopan
5.  Meminta izin untuk berbicara
6. Berbicara dalam kalimat yang lengkap
Semua anak harus didorong agar dapat berpartisipasi.  Jika anak tidak berpartisipasi, kita harus menyanyakan mengapa dia tidak ikut berpartisipasi. Guru dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan disusi. Interaksi dalam kelompok kecil efektif untuk anak-anak. Ketika salah satu anak berbicara, guru harus memastikan bahwa anak-anak lain dalam kelompok mendengarkannya dengan baik.
17.  Apa yang Anda Lihat?
Guru dapat meminta salah satu anak untuk pergi keluar ruangan, melihat apa yang terjadi di luar, dan mengatakan di depan kelas tentang apa yang dilihatnya. Anak-anak yang lain secara satu persatu akan memberikan pertanyaan. Anak tersebut akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya.
Ketika satu putaran selesai, guru akan meminta anak yang pergi keluar siapa ditanya pertanyaan terbaik. Anak yang namanya disebutkan, akan menjadi orang berikutnya yang pergi keluar. 
18.  Mengajak Bertualang
Kirim sekelompok kecil anak-anak, tidak lebih dari lima atau enam anak, untuk mempelajari beberapa objek atau tempat tertentu di dekat sekolah atau bahkan di dalam gedung sekolah. Mereka bisa diminta untuk mengeksplorasi dan mendiskusikannya dengan kelompok mereka sendiri.
Ketika kelompok tersebut sedang pergi, guru memberitahu anak-anak yang di dalam kelas tentang ciri-ciri dari beberapa objek. Ketika kelompok petualang datang kembali, mereka akan menghadapi pertanyaan dari kelas. 
19.  Dramatisasi
Anak-anak harus diberikan kesempatan berupa pengalaman untuk mengembangkan beberapa ide dan pikiran. Dramatisasi terdiri dari bermain drama, drama kreatif dan menggunakan boneka.
Dalam drama, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mencoba peran yang berbeda dengan bantuan bicara dan gerakan fisik. Mereka harus membayangkan bahwa mereka adalah orang lain, dan mereka harus melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain hanya sebagai pendengar cerita harus dilakukan. Anak-anak harus menemukan kata-kata dan gerak tubuh yang sesuai dengan situasi dan membayangkan karakter dimainkan.
a.       Bermain Drama
Bermain drama spontan dan bebas dari arahan guru. Dalam jenis permainan anak-anak atau orang dewasa, dapat merasakan bagaimana rasanya memiliki tanggung jawab tertentu, melakukan percakapan, belajar mengenai kata-kata baru, memverifikasi arti kata dll. Guru tidak mengarahkan tetapi membimbing bermain dramatis sehingga anak memiliki pengalaman yang memuaskan. Guru harus memberikan kesempatan yang menarik dengan membawa mereka jalan-jalan, menunjukkan mereka beberapa rekaman, buku, film, dll . Guru mungkin perlu untuk membantu dalam penyelesaian sengketa dan pemecahan masalah yang timbul, karena itu dia harus mengawasi dan waspada.
b.      Boneka
Anak-anak yang ragu-ragu untuk berbicara dengan orang lain atau dengan kelompok dapat berbicara bebas melalui boneka. Boneka yang dibuat tersedia dan anak memilih untuk menggunakannya karena ia ingin memainkannya.
c.       Drama Kreatif
Dalam drama kreatif, anak-anak kegiatan kelompok dipandu dalam berfikir, merasa dan menciptakan dialog dan tindakan mereka sendiri. kreatif dramatis memiliki 4 tujuan utama:  artistik, kepedulian sosial, pengembangan ekspresi dan kenikmatan.
Drama kreatif membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan membuat peraturan dalam mendengar. Dalam rangka memperkenalkan drama kreatif untuk anak-anak, guru dapat memutar lagu sebelum bermain drama, sajak dan mendramatisir sebuah drama atau cerita.
20.  Cetak Lingkungan Kegiatan
a.       Pelabelan dan mislabeling kelas
Ini membantu untuk membawa dunia familar anak-anak ke kelas dan terlibat dalam belajar tentang kata-kata yang label hal. Sekitar 10 label dapat diperkenalkan di dalam kelas dan kemudian label dapat diletakkan pada item yang salah dan tempat-tempat dan anak-anak bisa diminta untuk menempatkan mereka kembali ke tempat mereka berasal. Guru harus mendorong anak saat melakukan kegiatan seperti ini. 
b.      Print lingkungan buku alfabet
Ini membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan abjad melalui media cetak lingkungan. Gunakan kata-kata dipotong dari barang-barang cetak lingkungan untuk setiap huruf alfabet. Seperti jenis buku dapat fokus pada satu subjek, seperti, buah-buahan, sayuran atau pada satu tempat, seperti, hal-hal yang ditemukan di sekolah.
c.       Buku kata keluarga
Ini membantu anak-anak untuk menjadi akrab dengan keluarga yang biasa digunakan atau sajak dalam bahasa Inggris. Kata cut out item cetak lingkungan yang berbagi keluarga kata umum seperti make, bake, cake, take. Kata-kata tersebut dapat diposting dalam sebuah "ake" buku keluarga.
d.      Buku tema
Hal ini memungkinkan anak-anak untuk mengkategorikan informasi, belajar tentang kata-kata dalam cara yang berarti, dan menulis tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan mereka. Anak-anak dapat diminta untuk memotong logo di koran kupon dan iklan dan menyisipkannya dalam buku ini. 
21.  Cetak Lingkungan Menunjukkan dan Memberitahu
Selama mencetak acara lingkungan dan menjelaskan, setiap anak membaca atau berbicara tentang cetak pada item. Para penonton berinteraksi dengan anak selama presentasi. Karena pembicaraan yang terlibat dengan barang-barang yang mereka kenal, anak-anak memiliki rasa kepemilikan yang kuat untuk kegiatan ini. Program ini juga mendukung anak-anak tidak dikaitkan cetak dari konteks logo konkret.
22.  Sajak, Jingle dan Permainan jari
Anak-anak menyukai sajak, jingle dan kegiatan bermain dengan jari. Kegiatan-kegiatan tersebut memungkinkan anak-anak untuk mendengar irama bahasa, serta kata-kata yang memiliki awalan dan akhiran yang sama. Ketika membacakan sebuah sajak pembibitan, guru dapat meminta anak-anak untuk mendengarkan kata-kata yang terdengar sama.
Harus dipilih puisi dan sajak yang berisi kata-kata berima.
Kedua, lebih mudah bagi anak-anak untuk mendengar kata-kata yang berima jika mereka berada di dekat satu sama lain. Contoh satu dua tali sepatu saya.
Guru dapat mendorong anak-anak untuk membuat sajak mereka sendiri dengan menggunakan nama mereka sendiri atau nama-nama teman sekelas mereka.
23.  Kegiatan Kesadaran Fonologi
Guru harus menyediakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran anak-anak dari suara bahasa. Kegiatan ini meliputi bermain game dan mendengarkan cerita-cerita, dan yang melibatkan puisi dan lagu.
·         Sajak - mengidentifikasi kata-kata yang memiliki akhiran yang sama.
·         Aliterasi - mengakui ketika beberapa kata-kata yang memiliki awalan yang sama.
·         Pencocokan suara - memutuskan dari beberapa kata dimulai dengan suara tertentu.
24.  Kegiatan Alphabet
Guru harus melibatkan anak-anak dengan bahan yang menggunakan identifikasi huruf abjad, termasuk buku ABC, balok Alphabet dan puzzel. 
25.  Membaca dengan Suara Keras
Membaca dengan suara keras menciptakan pengalaman interaktif dengan buku-buku. Selain membangun kosa kata dan konsep, ketika  membaca dapat membantu untuk menekankan fitur unik dari jenis tertentu dari teks, seperti diagram dan keterangan dari buku informasi. Buku cerita yang paling sering dibacakan adalah buku-buku informasi, foto surat kabar dan keterangan mereka, surat dan kartu pos, email, peta dan lain sebagainya.
26.  Pusat Keaksaraan
Pusat keaksaraan yang meliputi, sudut perpustakaan, area penulisan bahasa lisan dan tambahan bahan seni bahasa adalah titik fokus di dalam ruangan. Pusat ini harus terlihat sebagai salah satu cara untuk masuk kelas. Sebuah sudut ruang kelas yang dapat anak-anak nikmati akses langsung ke literatur.
Buku dalam koleksi kelas harus disimpan berdasarkan jenis menurut kategori dan kode warna. Pengkodean warna akan memperkenalkan anak-anak pada gagasan bahwa buku-buku di perpustakaan yang diselenggarakan oleh sebuah sistem yang membuat mereka mudah diakses. Sudut perpustakaan harus dilengkapi dengan karpet dan bantal atau kursi dan harus mencakup sebuah meja kecil dan kursi. Sebuah kursi goyang juga memungkinkan untuk tempat membaca yang nyaman.
Guru harus melibatkan anak-anak dalam perencanaan, merancang dan mengelola sudut perpustakaan. Mereka dapat mengembangkan aturan untuk itu gunakan, tetap rapi dan menunjuk anak untuk melakukan itu. Guru harus menggunakan buku-buku baru dan menunjuk anak untuk melakukan itu. Guru harus harus diperkenalkan dan meresirkulasi buku-buku dan bahan-bahan baru secara berkala. Beberapa jenis sastra anak-anak harus terwakili pada tingkat awal membaca termasuk buku konsep gambar, dongeng, sajak, buku cerita bergambar, buku informasi, majalah, puisi dll. Pusat menulis harus mencakup meja dan kursi serta kertas, kapur, krayon dan papan tulis. Tulisan-tulisan anak-anak dapat ditampilkan pada papan pengumuman dan papan dapat digunakan untuk bertukar pesan antara anggota kelas.
Sikap bahasa lisan dapat didukung dan didorong oleh bahan seperti boneka, gambar, sastra anak-anak dan tape recorder. Bahan-bahan ini dapat digunakan oleh anak-anak untuk menceritakan dan menceritakan kembali cerita. Mereka dapat berbagi pengalaman di rumah atau di sekolah dengan seluruh kelas atau selama waktu luang dengan teman-teman individu atau kelompok-kelompok kecil di area bermain yang dramatis, sudut balok dan di luar rumah.
Ruang kelas dapat digambarkan seperti lingkungan luarnya untuk mendorong dan membuat area yang berguna untuk membaca dan menulis. Label dan tanda dicetak juga dapat berkomunikasi apa yang diharapkan dari anak-anak dalam melaksanakan tugas-kelas grafik daftar rutinitas sehari-hari, membantu klien untuk menunjukkan tanggung jawab pekerjaan, grafik kehadiran, papan buletin berita dll.
Anak-anak dapat menemukan berbagai tulisan di perpustakaan kelas. Guru dapat membantu anak-anak memilih berbagai jenis buku, seperti puisi, biografi dan lagu. Termasuk berbagai buku mendukung penemuan informal dan diskusi tentang bagaimana konten disajikan dalam buku yang berbeda.
Mencari informasi dari buku cerita, sebagai anak-anak memutuskan pergi memilih buku-buku di perpustakaan, mengarahkan ke lebih banyak diskusi dan belajar tentang jenis buku dan bagaimana mereka berbeda. Anak-anak TK dapat mengurutkan buku dengan fitur sederhana seperti jenis ilustrasi, keterangan kehadiran dan judul dapat membekali anak-anak dengan bahasa yang sesuai untuk membuat perbedaan lebih lanjut. Anak-anak juga dapat memilih buku-buku tentang topik dan dari jenis mereka yang telah dieksplorasi. 
27.  Pusat Aktivitas
Guru dapat menyediakan buku-buku yang relevan dan kegiatan menulis untuk memperkaya blok dan pusat bermain dramatis difokuskan pada aspek kehidupan, seperti pergi ke dokter atau berbelanja sepatu baru. Buku masak, buku telepon, cara manual dan cerita tentang keluarga membuat penambahan baik ke pusat-pusat kegiatan. 
28.  Menggunakan Surat Kabar di Kelas
Menggunakan surat kabar di kelas dapat membantu dengan cara berikut:
a.       Nilai pendidikan generasi
Koran menjaga anak-anak informasi tentang apa yang terjadi di dunia, sehingga memperpanjang pengetahuan dan memperdalam pemahaman mereka.
b.      Informasi budaya
Bahasa dan budaya terkait dan surat kabar komunitas target yang diberikan mencerminkan budaya melalui bahasa yang mereka miliki. Pada satu tingkat, budaya meresapi bahasa melalui referensi kepada orang-orang, tempat, lembaga, adat dan tradisi masyarakat itu. Namun, pada tingkat yang jauh lebih dalam, ini dicapai melalui asosiasi budaya dengan menggunakan kata-kata dan berbagi pengalaman, pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan, emosi dan sikap yang penulis asumsikan. Koran merupakan sumber informasi yang sangat berharga..
c.       Perubahan bahasa
Koran mencerminkan perubahan dalam bahasa. Surat kabar bahasa topikal dan up to date dan memberikan data linguistik.
d.      Varietas Inggris
Koran mengandung berbagai macam jenis teks dan gaya bahasa yang tidak mudah ditemukan dalam bahan pembelajaran bahasa konvensional dan siswa perlu menjadi akrab dengan bentuk bahasa tersebut. Mereka menyediakan sumber alami dari banyak varietas bahasa Inggris tertulis penting untuk kemajuan siswa.
e.       Membaca untuk kesenangan
Membaca di dalam kelas dapat membantu siswa untuk menemukan selera dan kepentingan mereka sendiri. Ini memotivasi mereka untuk membaca sendiri di luar kelas mereka.
f.       Bahan otentik
Koran merupakan sumber bahan otentik yang tak ternilai, dan penggunaannya dalam kelas sangat sesuai dengan pemikiran saat ini.
29.  Pengenalan dengan Merancang Lingkungan Anak Usia Dini
Suatu program hari yang dapat dimasukkan dalam pembibitan meskipun bahasa adalah sebagai berikut:
a.       Kegiatan pagi
Kegiatan pertama hari itu memengang tanga dan mengucapkan salam kepada guru.
b.      Kegiatan bermain bebas
Ruang kelas disusun dan mencakup area balok, area membaca, area seni dll. Ini juga merupakan waktu untuk melakukan interaksi sosial, transaksi dengan orang dewasa, bahan nyata dan peristiwa.
Ada cara lain untuk meningkatkan pengenalan huruf di lingkungan kelas.
Contoh:
a.       Membaca koran di kelas
Dengan bantuan anak, guru dapat mengatur, menyusun dan mengklasifikasikan buku di perpustakaan.
b.      Mendengarkan tape recorder dan alat bantu audio visual lainnya.
c.       Konsep
Selama konsep waktu anak-anak diberikan suatu konsep. Saat ini, terdapat beberapa bidang pengembangan bahasa yang berfungsi penuh termasuk keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, pertanyaan, berpikir, menganalisis dan penalaran.
d.      Snack time
Ini adalah waktu ketika anak-anak bisa berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan juga guru-guru mereka. Selama waktu snack time, guru dapat memiliki diskusi informal dengan anak-anak mengenai rumah mereka dan topik lain yang menarik bagi anak-anak. Pembicaraan juga bisa tentang apa yang anak-anak makan, terbuat dari bahan apa saja, dll.
Dapat diikuti oleh cerita, sesi bernyanyi, sesi puisi, gambar berbicara dll. Setiap yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa.
Selanjutnya Immanuella F. Rachmi dkk (2012:18-21) di dalam Majalah seri Ayah Bunda mengungkapkan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya yaitu:
1.      Mengajak anak berbicara
Bayi memiliki pendengaran yang cukup baik untuk berkomunikasi. Orang tua bisa memberikan stibulasi dengan mengajak anaknya berbicara. Meskipun bayi hanya mendengar dan melihat gerakan, ia memahami bahwa bunyi merupakan unsur penting dalam bahasa, dan pada usia 6 bulan, ia akan mengulangi suku-suku kata yang didengarnya. Terus menerus mengajak anak berbicara, yang merupakan unsur penting berkomunikasi dan keterampilan sosial.
2.      Membaca Cerita
Membacakan cerita atau mendongeng kepada anak dapat dilakukan kapan saja, bahkan sejak anak masih bayi. Sejak bayi anak sudah bisa dikenalkan pada buku. Bombing anak untuk membacakan isi ceritanya berulang-ulang sebagai bekal pemahamannya kelak dan membantu meningkatkan konsentrasinya. Ekspresi wajah orang dewasa dengan berbagai intonasi emosi saat membacakan cerita dapat mengarahkan anak menjadi lebih mandiri dalam mengeksplorasi bacaan.
3.      Bermain Huruf
Bermain mengenalkan huruf-huruf abjad dapat dilakukan sejak anak masih kecil, seperti bermain huruf-huruf sandpaper (ampelas) anak belajar mengenali huruf-huruf dengan cara melihat dan menyentuhnya, di samping mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua atau guru. Seiring dengan pemahaman anak akan huruf dan penggunaannya, ajaklah ia bermain tebak kata.
4.      Merangkai Cerita
Sebelum dapat membaca tulisan, anak-anak umumnya gemar “membaca” gambar. Beri anak-anak potongan gambar dan biarkan anak menggungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu. Dan ajaklah ia menyusun gambar-gambar menjadi rangkaian cerita. Membiarkan anak bercerita tentang pengalamannya hari itu juga dapat merangsang keterampilan berbicara.
5.      Berdiskusi
Mungkin hal yang sulit untuk berdiskusi adalah dengan anak kecil. Sebenernya, berbagai hal disekitar kita dapat kita diskusikan dengan anak-anak. Bertanyalah tentang apa yang ada di lingkungan sekitar, misalnya anak mungkin memiliki pendapat sendiri tentang binatang peliharaan di rumah atau di lingkungan. Apa pun pendapatnya, orang tua atau guru harus menghargainya. Membicarakan perasaan, selain mengasah perkembangan bahasa, juga melatih untuk mengendalikan emosi.
6.      Bermain Peran
Ajaklah anak melakukan seuatu adegan yang pernah ia alami, misalnya belanja ke warung, berkunjung ke dokter, atau naik kendaraan dan bertemu sopir. Bermain peran ini membantu mencobakan berbagai peran sosial yang dialaminya, melepaskan ketakutan atau kegembiraan mewujudkan khayalan, selain bekerjasama dan bergaul dengan anak lainnya. Dalam bermain peran ini, anak melakukan dialog saat berkomunikasi dengan lawan mainnya. Hal ini dapat mengembangkan kemampuannya dalam penggunaan kosakata menjadi suatu kalimat dan berkomunikasi dengan orang lain.
7.      Memperdengarkan lagu anak-anak

Perkenalkanlah anak dengan lagu, ajaklah mereka bernyanyi, lakukan berulang kali hingga mereka dapat menghafalnya. 

0 komentar:

Posting Komentar

BLOG PRIBADI ISMET

Alamat: Kota Metro, Lampung
HP/WA: 082186657038
Saling Berbagi Ilmu, melayani Sharing dan bertukar informasi mengenai Karya Ilmiah khusus SD & PAUD, Perangkat Pembelajaran SD (KTSP & Kurikulum 2013) RPP Promes, Prota SILABUS
Silahkan Hubungi No: Di atas
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates